Jumat, 08 November 2013

Kampung Halamanku, Tampo Bada

        Tampo Bada atau Lembah Bada merupakan kawasan penyangga Taman Nasional Lore Lindu, Sulawesi Tengah. lokasi yang berada diketinggian 1.000 mdpl ini terdiri dari 14 desa didua kecamatan yaitu Lore Selatan dan Lore Barat yang penduduknya sebagian besar bercocok tanam.

      Sebagai daerah penghasil beras maka penduduknya dapat mencukupi kebutuhan pokok itu sendiri. daerah ini juga dikenal sebagai salah satu daerah penghasil cokelat. Sejauh mata memandang, kita disuguhi pemandangan alam pegunungan nan indah dan hijaunya areal persawahan yang 40% pengairannya bersumber dari sungai Lairiang, sungai terpanjang di sulawesi.

      Lokasi lembah bada termasuk daerah pedalaman yang terpencil, dari tentena 4-5 jam perjalanan harus ditempuh melalui jalur perintis menembus hutan. kondisi jalan tanah diperkeras dan tanjakannya cukup curam. kondisi jalan akan semakin parah saat musim hujan tiba.
namun kondisi jalan seperti ini tak menyurutkan keinginan anak-anak bada untuk merantau keluar bada untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi maklum dibada belum ada Universitas, SMA saja baru ada satu yakni SMA 1 Lore selatan yang lokasinya ada di Gintu, tak heran masyarakat bada sudah banyak yang jadi sarjana lohh,.

      Di lembah bada terdapat banyak situs-situs megalith peninggalan zaman purbakala, inilah alasan mengapa banyak wisatawan berkunjung ke bada, bukan hanya wisatawan local wisatawan manca negara pun hampir setiap hari terlihat di lembah bada,.






Situs-situs megalith tersebut antara lain:
  1. Patung Palindo (Watu Palindo)

Watu Palindo (Sepe)

       Lokasinya ada disebuah padang rumput yang luas (sepe) jaraknya 1 km dari desa bewa. patung palindo berarti batu penghibur, kedudukannya yang miring seperti menara Pisa di Italia menjadi daya tarik tersendiri pada patung ini. menurut cerita, dahulu raja palopo memerintahkan untuk memindahkan patung ini kehalaman istananya sebagai tanda kekuasaannya atas lembah bada namun usaha ini gagal dilakukan, semua rakyat yang berusaha menggali patung palindo mati tertindis patung tersebut, sehingga patung ini miring.

Watu Ariimpohi, Bewa

2. Patung Ariimpohi

      Lokasi patung ini tepat di poros desa bewa,. patung ini sering menjadi tempat nongrong anak-anak bewa (termasuk aku, hehehe) karena lokasinya yang dekat dengan lapangan dan baruga.









Watu Baula, Badangkaia

3. Watu Baula

       Patung ini letaknya di persawahan Badangkaia












 4. Watu Loga

       Patung Ini letaknya didesa Pada, desa pada merupakan desa kedua yang ditemui saat memasuki bada.











5. Langke Bulawa

       Letaknya di desa Bomba, desa Bomba Merupakan Desa pertama yang ditemui saat memasuki Bada.


     Masih Banyak lagi situs megalith lainnya, seperti kalamba, patung oba, dll. selain situs-situs megalith, di lembah bada juga terdapat air terjun yang indah, air terjun ini ada di desa Kolori. 












       Untuk pergi ke desa kolori kita harus melewati jembatan gantung yang cukup panjang, bagi orang yang tidak biasa terasa sulit untuk menyebrangi jembatan ini, tapi warga-warga bada terlihat santai berlarian bahkan membawa motor diatas jembatan ini.




Itulah sekilas Kisah tentang Lembah Bada, masih terdapat banyak kekurangan dalam tulisan ini, maklum aku baru belajar buat blog, hehehe
Berikut Beberapa Foto rekreasi aku bersama Saudara-saudara n Teman-temanku di Bada








































































































Keren gak ?!
yang belum berkunjung ke bada, segera deh buat jadwal berkunjung ke bada. dijamin gak bakal nyesel berkunjung ke bada meskipun harus melewati jalan yang ekstrim, selain situs-situs megalith dan panoramanya yang indah, lembah bada juga terkenal dengan masyarakatnya yang ramah-ramah, termasuk aku,.hehehe..